Setiap tahun, tanggal 14 Februari diperingati sebagai Hari Valentine, yang lebih dikenal di Indonesia sebagai Hari Kasih Sayang. Di hari ini, banyak orang merayakan dengan cara mengungkapkan perasaan cinta dan kasih sayang kepada orang terdekat mereka, baik itu pasangan, teman, maupun keluarga.
Namun, tahukah Anda mengapa perayaan ini disebut Hari Kasih Sayang? Yuk, simak sejarah dan serba-serbi menarik tentang Hari Valentine berikut ini!
Mengapa Valentine Disebut Hari Kasih Sayang?
Hari Valentine atau yang dikenal dengan nama Hari Kasih Sayang dirayakan setiap 14 Februari. Pada hari ini, orang-orang menunjukkan rasa cinta dan perhatian mereka melalui berbagai cara, mulai dari memberikan hadiah, mengirimkan kartu ucapan, hingga meluangkan waktu bersama orang yang mereka cintai. Tradisi ini menjadi alasan mengapa Valentine sering disebut sebagai Hari Kasih Sayang di Indonesia. Peringatan Hari Valentine ini memiliki makna mendalam dalam berbagi kasih sayang, baik antara pasangan, sahabat, maupun keluarga. Aktivitas yang umum dilakukan pada Hari Kasih Sayang adalah memberikan coklat, bunga, atau melakukan sesuatu yang spesial bersama orang tersayang.
Asal Usul dan Sejarah Hari Valentine
Sebelum Hari Valentine dirayakan seperti sekarang, perayaan ini memiliki sejarah yang cukup menarik, bahkan beberapa versi sejarah menyebutkan awal yang cukup kelam. Ada dua versi utama yang menceritakan asal mula Hari Valentine, yang pertama berkaitan dengan tradisi Romawi kuno dan yang kedua dengan kisah tragis St. Valentine.
Versi Sejarah Hari Valentine: Festival Lupercalia
Salah satu versi sejarah menyebutkan bahwa perayaan Hari Valentine berasal dari upaya gereja Kristen untuk mengubah perayaan Lupercalia, sebuah festival Romawi Kuno. Festival ini dirayakan setiap 15 Februari sebagai penghormatan kepada dewa kesuburan. Namun, Lupercalia pada masa itu lebih dikenal dengan unsur-unsur yang berbau kurang baik dan dianggap tidak bermoral.
Tujuan mengubah perayaan ini menjadi Hari Valentine adalah untuk menggantikan tradisi Lupercalia yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran keagamaan. Meskipun begitu, banyak yang jarang menganggap versi ini sebagai asal mula perayaan Hari Valentine yang kita kenal sekarang.
Kisah St. Valentine dan Asal Usul Hari Kasih Sayang
Versi lain yang lebih populer dan dipercaya banyak orang adalah cerita tentang St. Valentine, seorang pendeta Romawi pada abad ketiga. Pada masa itu, Kaisar Claudius II mengeluarkan peraturan yang melarang pernikahan bagi pria muda, karena dianggap lebih baik dijadikan prajurit daripada memiliki keluarga.
Namun, St. Valentine menentang kebijakan ini karena ia merasa tidak adil bagi pasangan muda yang ingin menikah. Valentine kemudian secara diam-diam melangsungkan pernikahan bagi pasangan muda tersebut. Tindakannya ini akhirnya diketahui oleh Kaisar Claudius, yang kemudian memerintahkan Valentine dihukum mati pada tanggal 14 Februari 270 Masehi.
Kematian St. Valentine pada 14 Februari inilah yang kemudian dijadikan sebagai dasar perayaan Hari Valentine setiap tahunnya. Kisah cinta dan keberanian St. Valentine dalam melawan ketidakadilan ini menginspirasi banyak orang untuk merayakan hari tersebut sebagai simbol kasih sayang.
Hari Cinta dan Kasih Sayang Sejati
Seiring berjalannya waktu, Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang berkembang menjadi lebih dari sekadar peringatan sejarah. Kini, perayaan ini menjadi momen spesial untuk mengekspresikan kasih sayang kepada orang-orang yang kita cintai, baik pasangan hidup, teman dekat, atau keluarga tercinta. Bagi sebagian orang, Hari Valentine adalah kesempatan untuk menyampaikan perasaan yang selama ini mungkin terpendam.
Jadi, tidak heran jika Hari Valentine menjadi begitu populer di seluruh dunia. Dengan berbagai cara, kita bisa merayakan hari ini sebagai pengingat untuk selalu berbagi kasih sayang dan kebaikan kepada sesama. Demikianlah serba-serbi tentang Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang. Kini, Anda sudah tahu mengapa perayaan ini disebut Hari Kasih Sayang, dan bagaimana sejarahnya yang penuh dengan kisah cinta dan pengorbanan.