Memilih skema warna untuk sebuah ruangan bisa menjadi tantangan tersendiri, apalagi jika Anda harus menyesuaikannya dengan elemen yang sudah ada seperti karpet atau sofa.


Sebaliknya, jika Anda memulai dari nol, misalnya dengan dinding berwarna pink atau kain gorden tertentu, menentukan batas penggunaan warna juga tak kalah sulit. Sering kali, seseorang kebingungan kapan harus berhenti menambahkan warna agar ruangan tidak terlihat berlebihan atau justru terlalu monoton.


Panduan Praktis Menentukan Skema Warna yang Sukses


Antara Selera Pribadi dan Prinsip Dekorasi


Memang, selera pribadi sangat berperan dalam menentukan warna ruangan, namun ada beberapa prinsip dalam dunia desain interior yang bisa membantu menciptakan tampilan yang harmonis dan tetap elegan. Salah satu prinsip yang cukup populer dan mudah diterapkan adalah "aturan tiga warna".


Apa Itu Aturan Tiga Warna?


Aturan ini menyarankan Anda untuk memilih tiga warna utama dalam mendesain sebuah ruangan. Tujuannya adalah agar ruangan terlihat seimbang secara visual—tidak terlalu ramai, namun juga tidak membosankan. Dengan memilih tiga warna yang saling melengkapi, Anda akan mendapatkan tampilan akhir yang lebih terkoordinasi dan enak dipandang.


Bolehkan Melanggar Aturan Ini? Jawabannya: Ya, Tapi…


Marianne Shillingford, direktur kreatif dari sebuah perusahaan cat ternama, menjelaskan bahwa meskipun aturan tiga warna ini adalah titik awal yang bagus, tidak ada salahnya jika Anda ingin sedikit bereksperimen. Salah satu trik yang bisa diterapkan adalah menggunakan variasi tone dari warna yang sama, terutama pada aksesori seperti bantal, vas, atau tirai. Strategi ini membuat dekorasi tetap terkoordinasi tanpa harus terlalu kaku dengan pilihan warna.


Rahasia di Balik Proporsi Warna yang Ideal


Dalam praktik desain interior, aturan tiga warna ini biasanya dijabarkan lebih lanjut ke dalam rasio tertentu, seperti aturan 60-30-10 atau 70-20-10. Artinya, warna dominan akan mendominasi sekitar 60–70% dari tampilan ruangan. Kemudian warna pelengkap mengambil porsi 20–30%, dan sisanya 10% diisi oleh warna aksen atau yang biasa disebut dengan “warna pengganggu” yang berfungsi memberi kontras atau sentuhan berbeda.


Misalnya, jika Anda memilih warna krem sebagai dominan, Anda bisa menambahkan warna hijau sage sebagai pelengkap, dan sentuhan emas atau kuning mustard sebagai warna aksennya. Proporsi ini membantu menjaga keseimbangan visual ruangan.


Cara Praktis Menerapkan Aturan Warna di Rumah Anda


Ann Marie Cousins, seorang desainer interior ternama sekaligus pendiri AMC Design, menyarankan untuk memulai dengan memilih satu warna dominan yang akan menjadi dasar dari ruangan tersebut. Setelah itu, tentukan satu warna pelengkap yang senada atau kontras namun tetap harmonis. Terakhir, pilih warna aksen yang bisa memberikan sedikit kejutan namun tidak merusak keseluruhan nuansa.


Warna aksen ini bisa muncul dalam bentuk bantal, lampu meja, lukisan dinding, atau bahkan tanaman hias. Meski porsinya kecil, efeknya sangat besar dalam menciptakan karakter pada ruangan.


Tips Tambahan: Gunakan Aksesori untuk Bereksperimen Warna


Jika Anda masih ragu memilih warna utama yang mencolok, gunakan aksesori sebagai media eksperimen. Dengan cara ini, Anda bisa dengan mudah mengganti atau menyesuaikan warna sesuai musim, tren, atau suasana hati, tanpa harus mengecat ulang dinding atau mengganti furnitur utama.


Agar tetap mendapatkan inspirasi dan referensi terbaru, ada baiknya Anda rutin membaca majalah atau situs dekorasi rumah. Di sana, Anda bisa menemukan banyak ide makeover, inspirasi proyek DIY, serta tren warna yang sedang populer.


Dengan mengikuti panduan di atas, Anda tidak hanya akan menciptakan ruangan yang indah, tetapi juga mencerminkan kepribadian Anda dengan cara yang stylish dan terencana. Jadi, sudah siap menyulap rumah Anda jadi hunian impian dengan skema warna yang memikat?