Hi, Lykkers! Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup sehat semakin meningkat.


Salah satu topik yang banyak diperbincangkan adalah pemilihan pemanis sebagai pengganti gula. Konsumsi gula berlebih diketahui meningkatkan risiko obesitas, diabetes, hingga penyakit jantung.


Oleh karena itu, pemanis alami mulai dilirik sebagai alternatif yang lebih sehat.


Dari sekian banyak pilihan, allulose dan stevia menjadi dua nama yang sering muncul. Keduanya diklaim lebih aman dibanding gula pasir, tetapi memiliki karakteristik berbeda.


Agar tidak salah pilih, mari kita simak penjelasan seputar perbandingan allulose dan stevia dari perspektif medis.


Apa Itu Allulose?


Menurut dr. Ratna W., seorang dokter gizi, allulose adalah pemanis alami yang tergolong rare sugar. Zat ini secara alami ditemukan dalam jumlah kecil pada beberapa makanan seperti kismis, buah ara, dan sirup maple.


"Allulose memiliki rasa manis sekitar 70% dari gula pasir, tetapi kalorinya sangat rendah, hampir mendekati nol. Karena struktur kimianya mirip dengan fruktosa, tubuh kita tidak mencerna allulose sepenuhnya sehingga tidak meningkatkan kadar gula darah secara signifikan," jelas dr. Ratna.


Beberapa manfaat allulose menurut penelitian:


- Membantu mengontrol kadar gula darah.


- Tidak menyebabkan lonjakan insulin.


- Bisa mendukung program penurunan berat badan.


Namun, konsumsi berlebihan bisa menimbulkan efek samping ringan seperti perut kembung atau diare, terutama bagi orang yang sensitif.


Apa Itu Stevia?


Berbeda dengan allulose, stevia berasal dari ekstrak daun tanaman Stevia rebaudiana. Pemanis ini sudah lama digunakan di berbagai negara, terutama Amerika Selatan dan Asia.


"Stevia punya tingkat kemanisan 200–300 kali lebih kuat dari gula pasir. Artinya, jumlah yang dipakai sangat sedikit, tetapi efek manisnya tetap terasa. Keunggulannya, stevia sama sekali tidak menambah kalori dan aman untuk penderita diabetes," terang dr. Ratna.


Beberapa manfaat stevia:


- Menurunkan risiko obesitas karena tidak mengandung kalori.


- Aman bagi penderita diabetes dan hipertensi.


- Mengandung senyawa antioksidan dari ekstrak daunnya.


Meski demikian, sebagian orang mengeluhkan aftertaste pahit atau licorice yang kadang muncul saat menggunakan stevia, sehingga tidak semua orang menyukai rasanya.


Perbandingan Allulose vs Stevia


1. Asal dan Sumber


Allulose adalah pemanis langka (rare sugar) yang secara alami terdapat dalam buah-buahan seperti kismis dan buah ara, sedangkan stevia berasal dari ekstrak daun tanaman Stevia rebaudiana yang sudah lama digunakan sebagai pemanis tradisional di Amerika Selatan dan Asia.


2. Tingkat Kemanisan


Allulose memiliki rasa manis sekitar 70% dari gula pasir sehingga terasa lebih natural dan mirip gula asli, sementara stevia jauh lebih manis, yaitu 200–300 kali lipat dari gula pasir, sehingga penggunaannya hanya perlu sedikit saja.


3. Kalori dan Dampak pada Gula Darah


Allulose hampir nol kalori dan tidak menyebabkan lonjakan gula darah karena tidak sepenuhnya diserap tubuh. Stevia juga nol kalori, bahkan sama sekali tidak menambah energi, sehingga sangat aman untuk penderita diabetes maupun mereka yang sedang diet ketat.


4. Rasa di Lidah


Allulose terasa sangat mirip gula biasa tanpa meninggalkan rasa aneh, sedangkan stevia sering menimbulkan aftertaste pahit atau rasa seperti licorice, yang bagi sebagian orang terasa kurang nyaman.


5. Penggunaan dalam Makanan dan Minuman


Allulose lebih fleksibel digunakan untuk baking, saus, maupun minuman karena sifatnya hampir sama dengan gula pasir. Stevia lebih cocok untuk minuman atau produk instan karena tingkat kemanisannya sangat tinggi, meski beberapa produsen mencampurnya dengan erythritol atau allulose agar lebih seimbang.


6. Keamanan dan Efek Samping


Keduanya sudah dinyatakan aman oleh badan pengawas pangan internasional. Namun, konsumsi allulose berlebihan bisa menimbulkan efek samping ringan seperti kembung atau diare. Sementara itu, stevia jarang menimbulkan masalah pencernaan, tapi tidak semua orang cocok dengan rasanya.


Pendapat Dokter: Mana yang Lebih Baik?


Menurut dr. Ratna, baik allulose maupun stevia sama-sama aman selama dikonsumsi dalam batas wajar. Keduanya sudah mendapatkan izin edar dari badan pengawas pangan internasional, termasuk FDA (Food and Drug Administration).


"Pilihan terbaik sebenarnya tergantung preferensi individu. Jika Anda ingin rasa yang mendekati gula tanpa aftertaste, allulose bisa jadi pilihan. Tapi jika ingin nol kalori dengan tingkat kemanisan tinggi, stevia lebih unggul. Yang terpenting adalah tidak berlebihan, karena pola makan sehat tetap harus seimbang, bukan hanya soal mengganti gula," jelasnya.


Tips Menggunakan Allulose dan Stevia


1. Perhatikan takaran – Allulose bisa digunakan hampir sama seperti gula biasa, sedangkan stevia butuh takaran sangat kecil.


2. Coba campuran – Beberapa produk memadukan stevia dengan erythritol atau allulose untuk menyeimbangkan rasa.


3. Gunakan sesuai kebutuhan – Untuk minuman hangat, stevia bisa jadi pilihan praktis. Untuk kue atau baking, allulose lebih cocok karena sifatnya mirip gula asli.


4. Tetap jaga pola makan – Pemanis alami bukan alasan untuk konsumsi berlebihan. Nutrisi seimbang tetap kunci kesehatan.


Pertarungan pemanis alami antara allulose dan stevia sebenarnya bukan soal mana yang paling baik, melainkan mana yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan selera Anda.


- Jika ingin rasa mirip gula dan lebih nyaman di lidah, allulose bisa jadi pilihan.


- Jika mencari pemanis tanpa kalori sama sekali dengan kemanisan ekstra, stevia adalah jawabannya.


Dengan saran dokter, jelas bahwa keduanya aman digunakan, asalkan tidak berlebihan. Jadi, pilihlah dengan bijak sesuai gaya hidup, dan jadikan pemanis alami ini sebagai langkah kecil menuju hidup yang lebih sehat.